Selasa, 12 Maret 2013

Nasib Pemangsa yang Dimangsa


Mungkin sebagian besar masyarakat masih awam dengan binatang yang satu ini. Linsang atau yang biasa disebut Berang-berang, merupakan predator ikan yang paling "bandel" dan paling "cerdas", di danau, sungai maupun di area persawahan. Umumnya kolam-kolam ikan yang lokasinya berdekatan dengan sungai, menjadi target utama linsang.

Ada banyak nama untuk linsang di Indonesia. Sebagian orang menyebutnya berang-berang. Orang Sunda menamainya sero. Nama daerah lainnya adalah : wergul, linsang, rinsang, welingsang (Jawa); silo-silo, simung, dengen (Sumatera); garangan (Berau, Kalimantan); rengan (Kutai, Kalimantan); dongen (Ngaju, Dayak); ambrang, anjing air, barang-barang "(Melayu).

Secara ilmiah linsang termasuk binatang menyusui, kelas Mammalia, dari famili Mustelidae. Ada banyak jenis/spesies yang ditemukan di indonesia. Semuanya potensial sebagai predator ikan.

Sayangnya binatang yang telah berstatus apendiks II ini makin marak diperjual belikan. Penampakannya yang lucu membuat para penggemar exopets tertarik untuk memelihara binatang ini. Linsang yang banyak diperjual belikan hampir dipastikan merupakan hasil dari perburuan liar, bukannya hasil dari proses breeding.

Linsang yang diperjualbelikan rata-rata dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau bahkan termasuk murah untuk harga binatang yang dilindungi ini, antara 250.000 hingga 500.000 rupiah, dan baru berusia 1-2 bulan. Tak sedikit Linsang yang mati sia-sia ditangan si penjual ataupun adopter yang masih hijau tentang binatang yang unik ini. Tak heran, karena tingkat ketergantungan Linsang terhadap induknya tergolong cukup tinggi ketika usia-usia tersebut. Malah repotnya bisa melebihi merawat bayi manusia.

Tidak berhenti di situ saja, selain para pemburu liar, binatang rakus ini masih mempunyai musuh lainnya. Pemangsa? tentu saja bukan. Karena kebiasaannya mencari makan di sawah, Linsang sering dianggap sebagian masyarakat pedesaan sebagai hama, apalagi bagi masyarakat yang hidup sebagai petani. Sampai saat ini kasus pembunuhan Linsang masih sering terjadi. Khususnya di daerah Jawa barat.

Sosialisasi kecil-kecilan memang sudah sering dilakukan oleh komunitas pecinta linsang. Namun tanpa campur tangan pemerintah untuk melindungi hewan yang terancam langka ini, akan susah melihat lingkup sosialisasi yang sangat terbatas.